Kata orang Cinta kalau tidak diwarnai dengan perselisihan ataupun pertengkaran adalah hambar...Bagaikan sayur tanpa garam....
..... bagaimana pendapat kita masing-masing .....
Bagi saya, setiap hubungan yang dijalin ditumbuhkan dengan rasa cinta yang tulus. Cinta yang tulus adalah memberikan apa yang menjadikan kelebihan kita dan menghargai apa yang menjadi kekurangan pasangan kita.Saling pengertian, keterbukaan, kejujuran dan tidak mengekang satu sama lainnya.Mengekang disini berarti bukan kita manfaatkan kebebasan yang diberikan oleh pasangan yang salah tetapi kita diberi kebebasan justru untuk menumbuhkan kepercayaan yang ditumbuhkan dalam pasangan.
Dalam kaitan dengan judul diatas, pertengkaran atau perselisihan adalah suatu hal yang mungkin bagi setiap pasangan tak dapat dihindari, tetapi bukan berarti itu menjadi alasan. Mengapa kita dan pasangan sering bertengkar mungkin ada banyak faktor yang menyebabkannya : adaa beberapa hal (Merupakan hasil refleksi saya):
1. Karena kurangnya rasa saling percaya antara pasangannya.
2. Takut kehilangan yang menimbulkan rasa kecemburuan yang berlebihan.
3. Perbedaan prinsip atau pandangan akan suatu masalah yang berbeda.
4. Selalu mengungkit-ungkit masa lalu salah satu paangan kita.
Apakah dengan pertengkaran yang sering terjadi tidak dapat mempertahankan hubungan dengan pasangan kita ?
Dalam menjalin hubungan asmara yang sering dikatakan dengan CINTA sebenarnya punya tahap perkembangan: (Pendapat Indra Kurniawan )
Kita tidak dapat memungkiri adanya cinta pada pandangan pertama, namun perkembangan hubungan tersebut hingga terjadinya sebuah hubungan dekat akan berlangsung lama. Dalam model standar, kita asumsikan hubungan itu berlangsung dari awalan sampai dengan hubungan yang lebih intim. Tahapan pertama yang dapat disebut sebagai “acquaintanceship”, dua orang mulai berkenalan satu sama lainnya dan memulai interaksi di antara keduanya. Mungkin banyak pula hubungan yang tidak dimulai dari tahapan ini, sebagai contoh supir bus pada jalur yang sering kita gunakan, dan mungkin orang yang sering kita temui pada acara-acara di lingkungan kita sehingga tidak perlu melalui tahapan ini.
Setelah melalui proses tersebut, tahap berikutnya adalah pembentukan hubungan. Dalam tahapan ini akan terjadi peningkatan level ketergantungan satu sama lainnya. Masing-masih berusaha untuk mengetahui berbagai aspek kehidupan pasangan seiring dengan meningkatnya level interaktifitas. Kedua pasangan juga mulai untuk meluangkan waktu dan energinya dalam hubungan ini, mengkoordinasikan aktivitas mereka dengan yang lainnya dan mengantisipasi hubungan dimasa yang akan datang.
“Build up” merupakan tahapan ketiga dalam hubungan yang bersifat intim. Dalam tahapan ini tidak semuanya bisa berjalan dengan mulus, seiring dengan pasangan yang mulai mengetahui berbagai keadaan dan keburukan kita sehingga meningkatkan ketegangan diantara keduanya. Dan pada akhirnya, sebuah komitmen yang nyata terjalin. Dalam tahapan ini kelebihan mulai dapat menutupi kekurangan dari pasangan masing-masing. Dalam beberapa kasus, komitmen mungkin dibangun sebagai hasil dari jatuh cinta. Namun, dalam sisi yang lainnya, terutama dalam masyarakat yang masih mempunyai adat tertentu, dimana pernikahan diatur dalam sebuah adat dan hanya merupakan sebuah formalitas, setelah adanya keterkaitan emosionla dan cinta dapat mengikuti.
Keempat model masih sangat umum. Untuk benar-benar memahami bagaimana cinta itu terjadi, bagaimana pun juga kita harus memisahkan beberapa elemen yang dimiliki oleh hubungan tersebut. Robert Sternberg (1986 ) berpendapat bahwa cinta mempunyai tiga komponen utama, yaitu: keintiman, keinginan, dan komitmen.
Keintiman mewakili kehangatan dan kedekatan sebuah hubungan. Keintiman ini dibangun perlahan-lahan seiring dengan waktu, dan akan terus tumbuh meskipun berbeda kecepatannya.
Keinginan mewakili aspek paling kuat dalam hubungan ini, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa keinginan ini terbangun cepat namun akan cepat pula turun ketika mereka sudah lama bersama.
Komitmen ada dua macam, komitmen jangka pendek dan komitmen jangka panjang. Komitmen jangka pendek melibatkan keputusan untuk mencintai seseorang, dan komitmen jangka panjang adalah keinginan untuk mempertahankan cinta itu.
Deaux, Kay. 1984. Social Phsycology. New York: Graduate Center of City Universities.
Berdasarkan uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa pertengkaran yang sering terjadi dalam sebuah hubungan sebenarnya dapat diatasi dan justru menjadi ikatan cinta masing-masing pasangan. Itu kalau masing-masing menyadari Cinta yang sedang dijalani pada tahap mana. Dan bukan menjadi komitmen yang instan, setelah memasuki tingkat perkawinan/pernikahan lalu pertengkaran menjadi penyebab untuk berpisah atau bercerai.
Buat kami berdua Cinta sejatiku.
Tags: cinta, Ilmu, Pendidikan, pengetahuan, percintaan, Psikologi, remaja
..... bagaimana pendapat kita masing-masing .....
Bagi saya, setiap hubungan yang dijalin ditumbuhkan dengan rasa cinta yang tulus. Cinta yang tulus adalah memberikan apa yang menjadikan kelebihan kita dan menghargai apa yang menjadi kekurangan pasangan kita.Saling pengertian, keterbukaan, kejujuran dan tidak mengekang satu sama lainnya.Mengekang disini berarti bukan kita manfaatkan kebebasan yang diberikan oleh pasangan yang salah tetapi kita diberi kebebasan justru untuk menumbuhkan kepercayaan yang ditumbuhkan dalam pasangan.
Dalam kaitan dengan judul diatas, pertengkaran atau perselisihan adalah suatu hal yang mungkin bagi setiap pasangan tak dapat dihindari, tetapi bukan berarti itu menjadi alasan. Mengapa kita dan pasangan sering bertengkar mungkin ada banyak faktor yang menyebabkannya : adaa beberapa hal (Merupakan hasil refleksi saya):
1. Karena kurangnya rasa saling percaya antara pasangannya.
2. Takut kehilangan yang menimbulkan rasa kecemburuan yang berlebihan.
3. Perbedaan prinsip atau pandangan akan suatu masalah yang berbeda.
4. Selalu mengungkit-ungkit masa lalu salah satu paangan kita.
Apakah dengan pertengkaran yang sering terjadi tidak dapat mempertahankan hubungan dengan pasangan kita ?
Dalam menjalin hubungan asmara yang sering dikatakan dengan CINTA sebenarnya punya tahap perkembangan: (Pendapat Indra Kurniawan )
Kita tidak dapat memungkiri adanya cinta pada pandangan pertama, namun perkembangan hubungan tersebut hingga terjadinya sebuah hubungan dekat akan berlangsung lama. Dalam model standar, kita asumsikan hubungan itu berlangsung dari awalan sampai dengan hubungan yang lebih intim. Tahapan pertama yang dapat disebut sebagai “acquaintanceship”, dua orang mulai berkenalan satu sama lainnya dan memulai interaksi di antara keduanya. Mungkin banyak pula hubungan yang tidak dimulai dari tahapan ini, sebagai contoh supir bus pada jalur yang sering kita gunakan, dan mungkin orang yang sering kita temui pada acara-acara di lingkungan kita sehingga tidak perlu melalui tahapan ini.
Setelah melalui proses tersebut, tahap berikutnya adalah pembentukan hubungan. Dalam tahapan ini akan terjadi peningkatan level ketergantungan satu sama lainnya. Masing-masih berusaha untuk mengetahui berbagai aspek kehidupan pasangan seiring dengan meningkatnya level interaktifitas. Kedua pasangan juga mulai untuk meluangkan waktu dan energinya dalam hubungan ini, mengkoordinasikan aktivitas mereka dengan yang lainnya dan mengantisipasi hubungan dimasa yang akan datang.
“Build up” merupakan tahapan ketiga dalam hubungan yang bersifat intim. Dalam tahapan ini tidak semuanya bisa berjalan dengan mulus, seiring dengan pasangan yang mulai mengetahui berbagai keadaan dan keburukan kita sehingga meningkatkan ketegangan diantara keduanya. Dan pada akhirnya, sebuah komitmen yang nyata terjalin. Dalam tahapan ini kelebihan mulai dapat menutupi kekurangan dari pasangan masing-masing. Dalam beberapa kasus, komitmen mungkin dibangun sebagai hasil dari jatuh cinta. Namun, dalam sisi yang lainnya, terutama dalam masyarakat yang masih mempunyai adat tertentu, dimana pernikahan diatur dalam sebuah adat dan hanya merupakan sebuah formalitas, setelah adanya keterkaitan emosionla dan cinta dapat mengikuti.
Keempat model masih sangat umum. Untuk benar-benar memahami bagaimana cinta itu terjadi, bagaimana pun juga kita harus memisahkan beberapa elemen yang dimiliki oleh hubungan tersebut. Robert Sternberg (1986 ) berpendapat bahwa cinta mempunyai tiga komponen utama, yaitu: keintiman, keinginan, dan komitmen.
Keintiman mewakili kehangatan dan kedekatan sebuah hubungan. Keintiman ini dibangun perlahan-lahan seiring dengan waktu, dan akan terus tumbuh meskipun berbeda kecepatannya.
Keinginan mewakili aspek paling kuat dalam hubungan ini, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa keinginan ini terbangun cepat namun akan cepat pula turun ketika mereka sudah lama bersama.
Komitmen ada dua macam, komitmen jangka pendek dan komitmen jangka panjang. Komitmen jangka pendek melibatkan keputusan untuk mencintai seseorang, dan komitmen jangka panjang adalah keinginan untuk mempertahankan cinta itu.
Deaux, Kay. 1984. Social Phsycology. New York: Graduate Center of City Universities.
Berdasarkan uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa pertengkaran yang sering terjadi dalam sebuah hubungan sebenarnya dapat diatasi dan justru menjadi ikatan cinta masing-masing pasangan. Itu kalau masing-masing menyadari Cinta yang sedang dijalani pada tahap mana. Dan bukan menjadi komitmen yang instan, setelah memasuki tingkat perkawinan/pernikahan lalu pertengkaran menjadi penyebab untuk berpisah atau bercerai.
Buat kami berdua Cinta sejatiku.
Tags: cinta, Ilmu, Pendidikan, pengetahuan, percintaan, Psikologi, remaja
No comments:
Post a Comment